Selasa (13/11) menjadi hari sejarah baru bagi
para tukang becak di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta. Perhelatan ini
tercatat dalam Rekor MURI sebagai Apel Besar se-daerah DIY dalam rangka
menggelorakan Pelopor Keselamatan Berlalu lintas. Direktorat Lalu Lintas
(Ditlantas) Polda DIY akan membagikan 1.000 rompi kepada para penarik becak di
Alun-alun Utara. Kegiatan ini disebut Apel Becak Jogja (Bejo) dan tercatat
dalam Museum Rekor Republik Indonesia (MURI). Tak hanya milik Indonesia, bahkan
becak Yogakarta menjadi mahakarya Indonesia warisan budaya dunia.
Seniman yang terkenal dengan kekocakannya, Didik
Nini Towok juga ikut memeriahkan aksi keselamatan lalu lintas ini dengan
menggelar tarian kolosal di Alun-Alun Utara Yogyakarta. Ia memeragakan tarian
yang membuat para pengemudi becak terpingkal-pingkal. Kehadirannya, tampaknya,
juga menjadi momen spesial. Sebab, hari ini bertepatan dengan hari
kelahirannya. Suasana pun semakin ramai.
Tarian kolosal tersebut diikuti oleh 60 penari.
10 diantaranya adalah mahasiswi PGSD UNY Kampus Wates, yaitu: Maulida Ganis P,
Fathah Nur Aryati, Irma Mulyaningsih, Yunita Puspitaningrum, Ditya Apriliarini, Yuadni Dwi M,
Nurrina Dyah P, Erry Nursukawati, Weny Prihatini, dan Ade Cintya P. 50 penari
lainnya merupakan penari-penari Sanggar Singlon Kulon Progo. Tentu saja hal itu
merupakan kesempatan yang sangat membanggakan dan mengesankan di hati mereka.
Tarian kolosal “Pancasari” adalah tari garapan
yang mengilustrasikan bagaimana polisi bekerja mengatur lalu lintas di jalan.
Latihan dilakukan dalam waktu 5 hari, itupun masih memadupadankan gerakan dan
musik gamelan yang cocok. Walaupun latihan dilakukan hingga malam hari, tetapi
tidak menyurutkan semangat mereka untuk menari, di tengah-tengah berbagai ujian
dan tugas kuliah.
Mereka semakin lebih bersemangat lagi ketika
hari pementasan tiba. Properti yang digunakan juga lucu-lucu, seperti: topi
polisi yang terbuat dari bola volley plastik, rambut panjang yang terbuat dari
rafia, kacamata hitam, motor-motoran dari karet dan kostum yang unik tapi tetap
indah. Di sela-sela perbincangannya dengan 10 mahasiswi tersebut Didik Nini
Thowok juga mengatakan bahawa beliau mengapresiasi
mereka dan penari lainnya karena mau ikut serta dalam tarian kolosalnya. Dan
yang tak terlupakan adalah momen untuk berfoto bersama dengan Didik satu per
satu maupun bersama-sama. Mereka mengaku senang mendapatkan kesempatan tersebut
dan ikut dalam melestarikan budaya.
asiknya hari H pake kostum unyu unyu
gladi bersih
hari H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar