Kamis, 15 November 2012

10 Mahasiswi PGSD UNY Wates Ikuti Tari Kolosal - Apel Cinta Keselamatan Berlalu Lintas



Selasa (13/11) menjadi hari sejarah baru bagi para tukang becak di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta. Perhelatan ini tercatat dalam Rekor MURI sebagai Apel Besar se-daerah DIY dalam rangka menggelorakan Pelopor Keselamatan Berlalu lintas. Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda DIY akan membagikan 1.000 rompi kepada para penarik becak di Alun-alun Utara. Kegiatan ini disebut Apel Becak Jogja (Bejo) dan tercatat dalam Museum Rekor Republik Indonesia (MURI). Tak hanya milik Indonesia, bahkan becak Yogakarta menjadi mahakarya Indonesia warisan budaya dunia.
Seniman yang terkenal dengan kekocakannya, Didik Nini Towok juga ikut memeriahkan aksi keselamatan lalu lintas ini dengan menggelar tarian kolosal di Alun-Alun Utara Yogyakarta. Ia memeragakan tarian yang membuat para pengemudi becak terpingkal-pingkal. Kehadirannya, tampaknya, juga menjadi momen spesial. Sebab, hari ini bertepatan dengan hari kelahirannya. Suasana pun semakin ramai.
Tarian kolosal tersebut diikuti oleh 60 penari. 10 diantaranya adalah mahasiswi PGSD UNY Kampus Wates, yaitu: Maulida Ganis P, Fathah Nur Aryati, Irma Mulyaningsih, Yunita Puspitaningrum, Ditya Apriliarini, Yuadni Dwi M, Nurrina Dyah P, Erry Nursukawati, Weny Prihatini, dan Ade Cintya P. 50 penari lainnya merupakan penari-penari Sanggar Singlon Kulon Progo. Tentu saja hal itu merupakan kesempatan yang sangat membanggakan dan mengesankan di hati mereka.
Tarian kolosal “Pancasari” adalah tari garapan yang mengilustrasikan bagaimana polisi bekerja mengatur lalu lintas di jalan. Latihan dilakukan dalam waktu 5 hari, itupun masih memadupadankan gerakan dan musik gamelan yang cocok. Walaupun latihan dilakukan hingga malam hari, tetapi tidak menyurutkan semangat mereka untuk menari, di tengah-tengah berbagai ujian dan tugas kuliah.
Mereka semakin lebih bersemangat lagi ketika hari pementasan tiba. Properti yang digunakan juga lucu-lucu, seperti: topi polisi yang terbuat dari bola volley plastik, rambut panjang yang terbuat dari rafia, kacamata hitam, motor-motoran dari karet dan kostum yang unik tapi tetap indah. Di sela-sela perbincangannya dengan 10 mahasiswi tersebut Didik Nini Thowok juga  mengatakan bahawa beliau mengapresiasi mereka dan penari lainnya karena mau ikut serta dalam tarian kolosalnya. Dan yang tak terlupakan adalah momen untuk berfoto bersama dengan Didik satu per satu maupun bersama-sama. Mereka mengaku senang mendapatkan kesempatan tersebut dan ikut dalam melestarikan budaya.

asiknya hari H pake kostum unyu unyu

gladi bersih

hari H


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aplikasi