Kamis, 06 Desember 2012

BAKSOS HIMA PGSD WATES “NEVER ENDING FOR GIVING”


Assalamu’alaikum wr wb
Kesejahteraan merupakan salah satu bidang yang terdapat dalam HIMA PGSD. Ranah kerjanya yaitu dalam kegiatan rohani dan sosial. Ada beberapa program kerja yang telah terealisasi, yaitu  bimbingan gratis pada siswa SD di Kulwaru. UNY memiliki perpustakaan di sana lho.. kemudian kegiatan lainnya yaitu kajian-kajian, dan yang paling baru kemarin adalah adanya baksos.
Kegiatan baksos dilaksanakan di beberapa SD di Kulon Progo. Kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan mahasiswa yang notabene nya kelak akan menjadi guru SD dengan anak didik, sehingga akan langsung melihat keadaan konkret yang ada di lapangan. Selain itu, kegiatan baksos juga dilakukan untuk memberikan sedikit bantuan dan berjuta kebahagiaan yang tersimpan dalam memory yang akan terkenang hingga kelak menjadi pendidik.
Baksos kemarin dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 17 November 2012 di 3 SD, yaitu: SD Giripurwo I, SD Giripurwo II, dan SD Niten. Baksos dilaksanakan sejak pagi hingga Dhuhur, menyesuaikan dengan jam pelajaran sekolah. Kegiatannya antara lain: Pembukaan, Sambutan (pihak sekolah dan perwakilan HIMA PGSD Wates), perkenalan pihak sekolah dan panitia, kegiatan lomba, games, dan acara inti yaitu penyerahan barang baksos dan hadiah lomba serta diakhiri dengan upacara penutupan. Barang baksos yang diberikan ke setiap siswa  yaitu berupa buku, bolpoint, pensil, penggaris, dan penghapus. Semua barang itu dibungkus dengan rapi untuk mempermudah penyerahan dan menarik perhatian siswa. Dalam kegiatan baksos tersebut juga dilengkapi dengan minum susu bersama antara anak SD, guru, dan para panitia. Hal ini yang membuat baksos tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Dalam kepanitiaan baksos tahun ini diketuai oleh Aris Setiawan dari angkatan 2011 kelas 3 F. Tentunya dia tidak bekerja sendirian, ada orang-orang yang bekerja maksimal demi terselenggaranya acara, baik yang di depan maupun di belakang layar yang tergabung dalam satu kepanitiaan yang membuat acaranya menjadi sangat sukses. Panitia baksos tahun ini terdiri dari para mahasiswa baru yang memiliki porsi banyak/ dominan sebagai langkah awal memasuki HIMA, para pendamping yang terdiri dari angkatan-angkatan sebelumnya yang bertugas untuk memback up maba dalam mengorganisir acara. Perekrutannya juga melewati seleksi ketat dengan mempertimbangkan komitmen/ kesungguhan para calon panitia melalui pengisian angket maupun wawancara.
Akhirnya, kami Bidang Kesejahteraan mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada seluruh pihak yang telah membantu terselenggaranya acara Baksos HIMA PGSD Wates yang bertemakan “NEVER ENDING FOR GIVING”. Saran dan kritik yang membangun akan selalu kami tunggu. Semoga HIMA PGSD Wates ke depannya akan menjadi lebih baik lagi, Amiin….. Untuk membangkitkan gelora semangat para aktivis, kita teriakan bersama-sama HIDUP MAHASISWA INDONESIA…!!!!!!
Wassalamu’alaikum wr wb

Rabu, 05 Desember 2012

PENTINGNYA GURU SD DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK DIDIK



Dewasa ini, karakter sangat jarang ditemukan pada masyarakat Indonesia, terutama pada anak didik. Karakter merupakan suatu ciri khas yang menunjukkan sifat dari suatu anak didik untuk hidup dan bekerja sama, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Potensi karakter yang baik sebenarnya telah dimiliki oleh setiap anak didik sejal ia lahir, akan tetapi potensi tersebut harus terus menerus dibina melalui sosialisasi dan pendidikan sjak anak berusia dini. Namun saat ini, banyak anak didik yang tidak mempunyai karakter / akhlak yang baik. Hal ini disebabkan karena perubahan masyarakat ke arah modernisasi dan perkembangan teknologi yang semakin maju. Setiap anak didik pasti memiliki karakter yang berbeda-beda. Dalam hal ini, peran guru terutama guru SD sangatlah berpengaruh terhadap pembangunan karakter anak didik.
Di era globalisasi ini, hampir dari semua anak didik lupa akan jati dirinya. Kemajuan teknologi bukan membuat anak menjadi lebih baik ,tetapinantinya  akan menjerumuskan anak ke perbuatan yang negatif. Kenapa hal itu bisa terjadi ??? Nah, mungkin itu pertanyaan yang selalu ditanyakan saat ini. Kebanyakan para guru menganggap anak didik itu sebagai obyek bukan sebagai subyek. Anak didik selalu ‘diperbudak’ oleh gurunya. Tindakan tersebut tidaklah menjadikan anak menjadi baik, namun sebaliknya anak menjadi kurang aktif dan tidak mandiri. Anak selalu merasa tertekan dengan keadaan tersebut. Apabila tindakan tersebut terjadi di SD, maka nantinya anak akan menjadi ketakutan pada saat kondisi tertentu. Selain itu, anak menjadi tidak bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Menjadi guru SD tidaklah semudah yang kita bayangkan. Guru SD merupakan pondasi terciptanya karakter dari setiap anak didik. Karena di SD-lah anak pertama kali mengenal yang namanya pendidikan. Menjadi guru SD, kita harus bisa membaca situasi dan kondisi setiap anak didik. Jangan sekali-kali memarahinya, karena tindakan tersebut akan membuat anak didik menjadi ‘down’ dan merasa ketakutan. Pada saat mengajar, guru SD harus kreatif dan inovatif dalam mencairkan suasana, agar anak didik merasa senang, nyaman dan tidak merasa bosan. Selain itu, juga harus diselipkan dengan nilai-nilai pancasila secara sederhana mungkin. Namun, juga dapat dipahami oleh setiap anak didik. Karena, nilai-nilai pancasila itu sangat penting dan harus diamalkan oleh setiap anak didik. Agar nantinya, anak didik mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi dan bisa membawa nama baik bangsa ini.
Guru SD merupakan tugas yang sangat mulia. Akan tetapi, guru SD bukanlah sembarang pekerjaan yang mudah. Seorang guru SD harus memiliki kelebihan, baik itu kepribadian, akhlak yang baik, spiritual, pengetahuan dan juga keterampilan.Selain itu, guru juga harus mempunyai sikap profesionalisme tinggi.  Peran guru bukan hanya sekedar memberikan pelajaran setiap harinya. Namun, seorang guru juga harus memiliki andil dalam membentuk karakter setiap anak didik. Dewasa ini, guru menjadi orang tua kedua saat berada di sekolah. Guru merupakan model bagi anak didiknya. Anak didik selalu menganggap gurunya itu sebagai dewanya mereka. Mereka selalu patuh apabilla diperintah oleh gurunya. Namun sebaliknya, apabila mereka diperintah oleh orang tuanya tidak mau mealakukannya. Itulah keadaan yang terjadi sekarang ini. Karenanya, orang tua menyerahkan semuanya ke tangan guru. Oleh sebab itu, guru SD mempunyai beban yang sangat tinggi yaitu harus membenahi karakter anak didik.Guru SD diharapkan bisa mengembalikan peradaban bangsa yang selama ini telah tergantikan dengan julukan bangsa yang korup, anarkis, dll.
Sebagai orang yang profesional, guru SD harus memiliki cara agar anak didiknya dapat berhasil membentuk karakternya. Seorang guru SD harus memberikan kasih sayang yang tinggi, agar anak didik merasa betah saat berada di sekolah. Seorang guru juga harus mengajarkan akhlak yang baik pada anak didiknya. Selain itu juga harus memberikan nasehat kepada anak didiknya apabila melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Seorang guru SD harus sabar dan telaten dalam tingkah laku menghadapi anak didiknya.
Dalam membangun karakter anak didik, seorang guru SD tidak hanya sekedar mengajarkan proses penalaran nilai-nilai moral saja, akan tetapi harus lebih diarahkan pada sosialisasinya, agar kelak bisa bertindak sesuai norma-norma yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu, guru SD juga harus mengajarkan kedisiplinan tinggi dan menghargai orang lain. Anak didik yang terdidik akan bertindak sesuai dengan iklim dan budaya masyarakat.
Guru SD merupakan satu pilar penentu keberhasilan pendidikan karakter. Kegagalan  guru dalam membentuk karakter setiap anak didik, disebabkan karena guru tidak mampu untuk memperlihatkan dan menunjukkan karakter yang patut didengar maupun dicontoh oleh anak didik. Jika karakter anak didik telah terbentuk sejak usia dini, maka generasi yang akan datang akan menjadi generasi yang adil, jujur, dan bertanggung jawab.
So, be a elementary school teacher,,,WHY NOT ???


Rina Ratnawati
PGSD_FIP_UNY_2012
Juara I Lomba Esay Mahasiswa Baru Kampus Wates


GURU SD PEMBENTUK MORAL BANGSA


Peranan guru Sekolah Dasar (SD) ibarat fondasi sebuah bangunan. Apabila pondasi kokoh, tetu saja bangunanya akan berdiri kuatdan tidak akan goyah. Namun, sebaliknya jika pondasi rapuh, bahkan keropos sudah bisa ditebak. Tinggal menunggu waktu bangunan itu akan ambruk dan lantas rata dengan tanah. Potensi alam yang melimpah ruah tidak memberikan jaminan bagi negara untuk makmur  apabila SDM diabaikan. Sejarah membuktikan negara yang miskin dengan SDA namun kaya dengan SDM, maka mereka akan menjadi negara yang makmur dan kuat.
Untuk itulah, cara terbaik meningkatkan SDM tersebut adalah melalui pendidikan dasar yang dimulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan melalui pendidikan informal, formal maupun non formal. Karenannya komponen yang penting dalam peningkatan SDM tersebut adalah peran seorang guru SD.
Seorang guru SD harus mampu mendidik(aspek afektif) dan memiliki kemampuan untuk melatih (aspek psikomotorik) anak didiknya. Selain itu, ia pun harus mampu berperan di tengah kehidupan sosial kemasyarakatan, baik sebagai sumber informasi maupun sebagai teladan masyarakat.
Karenanya untuk menuju kearah sana, seorang guru SD harus akrab dengan membaca, mendengar dan melihat serta seantiasa disiplin dalam setiap melaksanakan tugas sehari-hari, baik dari segi kehadiran maupun pembelajaran terhadap peserta didiknya.
Seorang guru SD harus menguasai kemampuan dan sikap dasar seorang guru SD, baik itu penguasaan kurikulum yang berlaku saat ini, penguasaan materi pembelajaran, metode dan evalusi, komitmen dalam pemenuhan tugas maupun disiplin diri.
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, administator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat rercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam penididkan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif.
Seorang guru SD dalam menjalankan perannya sebagi pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya. Sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif yang pada gilirannnya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Ia memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan anak dalam proses identifikasi. Seorang guru dinilai berhasil apabila ia mengenal anak didiknya melalui pribadi anak iTU sendiri, lingkungan dan keluarga. Karenanya seorang guru SD harus mampu memahami anak. Lewat interaksi dengan anak, ia akan dapat mengetahui pribadi, sifat-sifat, ciri-ciri, kemampuan dan kesusahan anak didiknya. Semakin banyak bergaul, semakin banyak ia mengerti  tentang  pribadi anak didiknya itu.
Di samping itu, seorang guru SD wajib mengenal lingkungan keluarga anak, karena rumah dan keluarga adalah lingkungan hidup pertama mereka. Dari keluarganyalah mereka memperoleh pengalaman-pengalaman pertama yang memperngaruhi jalan hidupnya.
Karenanya, untuk dapat mengetahui dan mengerti latarbelakang kehidupan keluarga anak didiknya, seorang guru SD harus menyempatkan waktu untuk kunjungan ke rumah-rumah orang tua anak didiknya. Dengan memahami keterangan-keterangan mengenai latar belakang dimana mereka dibesarkan, seorang gru dapat memahami pengaruh-pengaruh yang turut membentuk kepribadiannya. Di sini sikap dan perilaku orang tua banyak mempengaruhi perkembangan anak nantinya.
Sebagai kelompok masyarakat kecil, kelurga menjadi landasan utama pendidikan. Keluraga merupakan lingkungan yang pertama kali seseorang dilahirkan dan memperoleh bermacam pengetahuan. Hubungan dan kedekatan anak dengan orang tua berbeda dengan hubungan anak kepada orang lain. Hal itu dikarenakan pendidikan yang diberikan orang tua kepada anaknya masih asli dan tidak dibuat-buat.
Karenanya, orang-orang disekitar anak dapat membantu sekaligus merusak perkembangan hidupnya, tergantung pada tuntutan orang tua terhadap anak.
Disamping itu, guru SD wajib mengenal dunia di sekitar anak dan lingkungan. Sebagaimana diketahui, pengaruh lingkungan terhadap anak dibagi kedalam dua karakter. Pertama, pengauh ligkungan yang disengaja, seperti pendidikan dan pengajaran, dan kedua, pengaruh lingkungan yang tidak disengaja. Ini diterima dari setiap orang dari lingkungan yang hidup iklim dan kebiasaan-kebiasaan. Ia harus mengerti bahwa salah satu faktor yang memepengaruhi perkembangan anak adalah faktor lingkungan.

Abdiyatun Khayati
PGSD_FIP_UNY_2012
Juara II Lomba Esay Mahasiswa Baru PGSD Kampus    Wates

Selasa, 04 Desember 2012

UNY Kampus Wates Menjadi Tempat Kompetensi Muatan Roket Indonesia (Komurindo) 2012


Suatu kehormatan dan kebanggaan tersendiri bagi UNY yang ditunjuk oleh Dikti sebagai panitia penyelenggara Komurindo tahun 2012. Apalagi ajang bergengsi ini sebagian besar dilakukan di UNY Kampus Wates. Komurindo (Kompetisi Muatan Roket Indonesia) diselenggarakan oleh Ditlabmas Ditjen Dikti, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Pemkab Kulonprogo, dan Akademi Angkatan Udara (AAU). Untuk tahun ini, Komurindo diikuti 40 tim dari 32 perguruan tinggi se-Indonesia.
Serangkaian acara komurindo digelar dan dimulai dari tanggal 7-10 juni 2012, yang merupakan ajang kompetisi prestasi di bidang rancang bangun muatan roket bagi mahasiswa Indonesia. Dengan mengusung tema “Attitude Monitoring and Surveillance Payload”, acara di mulai dengan press conference tanggal 7 juni 2012, di Kampus UNY Wates. Kemudian tanggal 8 Juni 2012 diadakan uji fungsional dan muatan roket, di Aula Kampus UNY  Wates Kulonprogo.

Keadaan yang berbeda terjadi diluar Aula Kampus UNY Wates, disana digelar pertunjukkan kesenian khas Kulon Progo, dan kelompok anak band yang menghibur masyarakat sekitar, maupun peserta kompetisi yang notabene berasal dari berbagai daerah di Nusantara. Mereka menampilkan kesenian seperti reog dan jathilan tradisional Kulon Proho.

Tak mau ketinggalan, pada kesempatan ini 5 mahasiswi PGSD UNY Kampus Wates juga ikut serta memeriahkan kegatan tersebut. Mereka menampilkan tarian “Bangun Desa” yang merupakan tarian yang berasal dari kota yang disebut “The Jewel of Java”, Kulon Progo. Tarian tersebut menggambarkan kehidupan masyarakat Kulon Progo yang hidup di desa yang bermata pancaharian sebagai tukang “deres” kelapa. Dengan bangga mereka mempersembahkan tarian tersebut yang mengundang decak kagum para penonton.

Antusias masyarakat sekitar Kampus UNY Wates terlihat dengan dibukanya stand makanan, dan menjual kain batik. Tidak hanya itu UKM Rekayasa Teknologi UNY, AAU, dan dari LAPAN juga turut membuka stand untuk menunjukkan kepada civitas akademika maupun masyarakat umum hasil karya mereka sesuai dengan bidangnya.

Dalam kompetisi ini, roket buatan tim UNY yang di namai Ksatria Langit dan Pasupati yang telah melalui proses persiapan panjang, selama tiga bulan mereka bekerja keras kini berbuah manis. Hari sabtu, 9 juni 2012 berhasil dilaksanakan uji terbang, yang diselenggarakan di pantai Congot Kulon Progo. Dalam acara ini dihadiri oleh Direktur Penelitian Ditjen Dikti, Rektor UNY, Kepala LAPAN, Bupati Kulon Progo, dan AIFAN Pakistan Asia Pasifik. Puncak acara Komurindo sendiri dilaksanakan pada hari Minggu, 10 Juni 2012 bertempat di ruang Gedung Kaca Kulon Progo, dimana agenda dari acara ini adalah presentasi dari para peserta Kompetisi.
Finally, selamat ya untuk UNY yang berhasil menjadi juara favorit Komurindo. Good job guys :D
numpang narsis yaa...


Irma Mulyaningsih
PGSD_FIP_UNY_2011
*disadur dari beberapa sumber








Ketika Mencontek Menjadi Karakter


Siapa yang waktu ulangan harian tidak pernah mencontek? Sering mendengar pernyataan itu di beberapa mata kuliah bukan? Sebenarnya pertanyaan tersebut membuat saya kikuk untuk menjawabnya. Karena saya sendiri pernah mencontek ketika di SD, bahkan hingga masa SMA. Jadi, bisa dikatakan saya selalu mempunyai pengalaman mencontek di setiap jenjang sekolah. Mungkin hal tersebut juga dialami oleh teman-teman. Namun tidak menutup kemungkinan, di antara teman-teman yang tidak pernah mencontek di sejarah ulangan hariannya.
Dalam penerapannya, mencontek memiliki banyak pengertian. Seperti halnya meniru jawaban orang lain, mengambil jawaban dari berbagai literatur ketika ulangan harian, dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun, kita batasi masalah ini hanya pada kegiatan ulangan harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester yang di dalamnya tidak memuat unsur open book.
Menindaklanjuti permasalahan di atas. Ketika mencontek sudah dijadikan budaya oleh pelajar. Bukan hanya sekedar ‘sebaiknya’ melainkan ‘seharusnya’ hal tersebut dihentikan. Bila kita mencoba menilik lebih jauh,  budaya mencotek ke depannya akan menimbulkan dampak yang sangat buruk apabila tidak segera diatasi. Karena pada dasarnya, kebiasaan mencontek disebabkan bukan karena ketidakmampuan kita. melainkan lebih ke ketidakmauan kita untuk mendapatkan hasil yang ingin dicapai dengan usaha yang maksimal.
Saya akan mengambil pandangan yang dikatakan oleh Stephen R. Covey dalam bukunya yang memuat tentang penciptaan karakter, “Taburlah gagasan, petiklah perbuatan, taburlah perbuatan, petiklah kebiasaan, taburlah kebiasaan, petiklah karakter, taburlah karakter, petiklah nasib”. Jadi, bila diperinci. Mencontek berasal dari pemikiran kita, bahwa kita tidak perlu melakukan usaha yang besar untuk mendapatkan nilai yang baik. Kemudian diwujudkan dalam bentuk tindakan. Yang dari tindakan tersebut dilakukan secara berulang-ulang hingga menjadi sebuah kebiasaan. Dan kebiasaan yang tetap dipertahankan akan menjadi sebuah karakter.
Apakah teman-teman sudah mampu menggambarkan dampaknya? Ketika mencontek itu sudah menjadi karakter. Yang sudah barang tentu, karakter akan dibawa kemanapun, di manapun, dan di kesempatan apapun kita berada. Lalu, bagaiman dengan masa perkuliahan kita? bahkan lebuh jauh lagi, kalau kita sudah terjun ke masyarakat dengan karakter suka mencontek? Salah satu dampak  yang saya contohkan adalah kita tidak mampu bersaing secara sehat di sendi-sendi kehidupan. Dan sudah tentu masih banyak lagi dampak buruk yang akan timbul, karena kita terbiasa ‘dinina bobokan’ oleh mencontek itu sendiri.
Lalu muncul pertanyaan lagi. Bagaimana kita dapat menghentikan karakter suka mencontek tersebut? Sesuai firman Allah QS. Ar-Ra’d (13:11) “…Sungguh, Allah tidak akan mengubah (nasib) suatu kaum jikan mereka tidak mengubah keadaannya sendiri…”. Ini berarti bahwa, perbaikan itu masih bisa dilakukan jika kita mau dan bersungguh-sungguh untuk memperbaikinya. Cukup di situ sajakah? Tidak. Karena perbuatan itu baru terjadi pada diri kita. mencoba ke ranah yang lebih jauh, tularkan hal tersebut pada teman-teman kita. dengan kita melakukan sebuah tindakan secara langsung, bahwa kita mampu apabila kita mau. Seperti, kita belajar dengan giat. Kemudian pada saat pelaksanaan ulangan harian maupun ujian kita mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan akhirnya mendapat nilai yang baik tanpa mencontek.
Di atas merupakan salah satu bentuk penyelesaian terhadap mencontek yang sudah menjadi karakter. Kemudian, bagaimanakah bentuk menanggulangi masalah mencontek terhadap generasi di usia emas? Yang mereka belum menjadikan mencontek sebagai karakter. Itulah tugas kita sebagai calon pendidik anak di generasi emas. Dengan kita memulai mendidik mereka bukan hanya sekedar menjadi generasi penerus bangsa yang berpandangan dan berpikiran cerdas, tetapi juga berkarakter dan berkepribadian baik. Penanaman nilai-nilai luhur yang sesuai norma dan moral bangsa, dan tentu masih banyak lagi yang dapat kita lakukan. Hal itu tidak terlalu sulit untuk diterapkan, namun tetap harus berhati-hati. Karena dengan penerapan metode yang salah, justru nantinya akan terjadi kesalah pahaman pada diri anak tersebut. Dan dampakya akan muncul pada saat mereka dewasa.
Saat ini, dimulai dari diri kita sendiri. Ubah karakter kita terhadap kebiasaan yang telah dipaparkan di atas. Karena kita calon pendidik bangsa yang akan dijadikan layaknya ‘dewa’ oleh anak didik kita. dan dijadikan Indonesia menjadi lebih baik dengan melakukan langkah kecil yang dimuai dari diri kita sendiri, namun berdampak besar pada berbagai sendi kehidupan. Menghapus budaya mencotek.


Selamat berjuang kawan, kita hisa bila kita mau.
Titin Setianingrum
PGSD_FIP_UNY_2012
*juara III lomba esay mahasiswa baru PGSD UNY Wates

Sabtu, 24 November 2012

Audiensi Ajang Pertaruhan Nasib Mahasiswa Kampus Wates


Tak bermaksud untuk menyalahkan. Tetapi inilah kenyataannya. Tak bermaksud untuk mengeluh, tetapi inilah yang dirasakan. Jauh-jauh datang dari luar kota hanya untuk menempuh sebuah pendidikan di perguruan tinggi. Ternyata yang didapatkan seperti ini.
Ditempatkan di kampus wilayah. Itulah momok bagi mahasiswa. Terbayang sebelumnya, oleh mereka kuliah di kampus yang megah, yang penuh akan fasilitas, dan terlihat adanya kehidupan khas mahasiswa. Dan tiba-tiba terdapat pengumuman bahwa dia ditempatkan di kampus wilayah, yang jauh dari hiruk pikuk keadaan pelajar.
Ya, itulah yang kami rasakan sebagai mahasiswa kampus wates. Kampus yang dikatakan kampus wilayah. Dan sekelumit diskripsi tadi hanyalah sepenggal curahan perasaan kami. Bayangkan saja, laboratorium untuk menunjang perkuliahan tidak ada, perpustakaan yang tidak lengkap, AC yang sering mati serta jika mahasiswa menyadari setiap hari senin pasti listrik mati. Dan semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu karena hanya akan mempermalukan kami.
Tak terbayangkan, jika segala sesuatunya tidak mungkin diadakan kampus wates yang jangkauannya terlalu sempit, sehingga membuat mereka harus rela bolak-balik pusat dan wates. Tidak ada yang terlalu peduli, bahkan pejabat perguruan tinggi beralasan jika ini merupakan cara jitu untuk menggeliatkan kampus Wates.
Jika kualitas kampus pusat dengan kampus wates tidak jauh berbeda, mungkin tidak terlalu menjadi masalah. Masalahnya adalah ketika mahasiswa merasa seperti dianaktirikan. Terlebih lagi ketika mereka berkunjung ke kampus pusat, mahasiswa yang lain seakan-akan terlalu menganggap asing atas kehadirannya.
UKM atau Unit kegiatan Mahasiswa juga sebagian besar ada di kampus pusat. Lalu bagaimana mahasiswa kampus wilayah menyumbangkan kretivitas mereka? hanya satu caranya yaitu mahasiswa kampus Wates harus menjemput bola ke pusat dan berusaha untuk memberikan kontribusi dan mencoba untuk menunjukkan bahwa mereka ADA.
Satu pertanyaan yang sebaiknya perlu direnungkan oleh mereka para pejabat birokrasi. “KAMI DATANG DENGAN MEMBAWA PRESTASI YANG SAMA BAHKAN LEBIH, TETAPI MENGAPA KAMI DITEMPATKAN DI KAMPUS WATES? ADAKAH YANG BERBEDA DARI KAMI? LALU APA ALASAN MENGAPA KAMI DIETEMPATKAN DISINI?” entahlah.
Audiensi yang dilaksanakan kemarin pun hanya akan sia-sia, jika tidak ada langkah konkrit. Acara semacam ini pun sudah pernah dilaksanakan sebelumnya, namun belum ada suatu langkah konkrit hingga Audiensi ini berlangsung kembali.
Baik birokrasi yang ada di kampus pusat pasti memiliki alasan sendiri mengapa mereka mendirikan kampus di luar kampus pusat. Tak salah juga, jika mahasiswa kampus Wates kemudian bergejolak untuk menuntut adanya penyamarataan fasilitas yang mereka dapat. Seharusnya jika birokrasi bisa lebih bersikap arif mengenai persoalan ini, tidak akan ada yang merasa dianaktirikan.

Lia Anggraeni
Mahasiswa PGSD 2011 FIP UNY

Rabu, 21 November 2012

Hima Writing Club


HW Club? Apa itu HW Club? Ada yang tahu? Jadi, HW club itu singkatan dari Hima Writing Club, yaitu suatu forum menulis untuk mahasiswa PGSD Wates yang bekerja sama dengan UKMF Reality. HW Club ini merupakan proker dari Bidang Akademik HIMA PGSD Kampus Wates. Banyak kegiatan yang dilakukan saat HW Club lho, kita diajarkan untuk mulai menulis, menulis esai, artikel Koran, atau karya tulis lainnya. HW Club ini sudah berjalan sekitar 1 tahun lho, dan Alhamdulillah makin ke sini peminatnya semakin banyak, terutama para MABA PGSD Kampus Wates. Mereka punya semangat yang luar biasa ketika mengikuti acra ini lho.
Kegiatan HW Club ini rutin diadakan setiap dua minggu sekali di hari Kamis. Untuk pematerinya biasanya ada Mas Isdiyono atau Mba Mare lho. Tahu kan Mas Isdiyono itu siapa? Siapa yang ga kenal Mas Isdiyono, mahasiswa berprestasi dari PGSD 2008 itu lhoo. Iyaa, Mas Isdiyono atau yang akrab dipanggil dengan Mas Isdi atau Pak Guru itu datang jauh-jauh ke Wates untuk memberikan materi dan pengalaman tentang tulis-menulis.
Berjuta ilmu dan pengalaman bisa diperoleh dengan mengikuti kegiatan Hima Writing Club ini lho teman-teman. Dengan ilmu dan pengalaman yang diberikan dari Pak Guru dan Mba Mare kita menjadi tahu bagaimana sih tips dan trik menulis artikel koran agar bisa dimuat di koran. Kita juga bisa belajar membuat esai, terkadang masih banyak teman yang bingung “apa sih bedanya esai sama artikel?”. Nah di HW Club ini kita bisa membahas tuntas apa itu bedanya esai dan artikel.
Pak Guru juga selalu memotivasi kita lhoo agar terus menulis, menulis, dan menulis. Karena, menulis itu punya banyak manfaat bagi kita mahasiswa, terutama ketika menjadi guru kelak. Semoga ilmu yang kita dpatkan dari HW Club ini bisa bermanfaat untuk kehidupan kita yaa.. aamiin J
Antusiasme MABA mengikuti kegiatan HW Club ini terbukti mereka sangat bersemangat ketika mengajukan pertanyaan tentang tulis-menulis dan mereka telah membuat karya-karya yang akan didiskusikan bersama Pak Guru. Bahkan ada maba yang telah berhasil menjuarai lomba karya tulis ilmiah. Wahh waaaahh MABA angkatan 2012 ini memang begitu antusias dalam dunia tulis-menulis yaa.. J
Ayoo menulis teman-teman Wates!! Tunjukkan kepada teman-teman yang di pusat bahwa kita mampu berprestasi. Tunjukkan bahwa Wates itu BISA, tidak kalah dengan teman-teman yang ada di kampus pusat, Mandala, atau Bantul. Kalimat terakhir tulisan ini:
MENULIS, MENULIS, DAN MENULISLAH!! SEMANGATT!! J










1/2 perjalanan

setengah perjalanan telah kita lalui...
begitu banyak canda tawa, keluh kesah, peluh keringat, dan perjuangan yang kita lalui bersama dalam satu atap bernama HIMA PGSD UNY Kampus Wates..
selama setengah periode ini setengah dari program kerja telah dijalankan dengan menghasilkan begitu banyak kebanggaan..
kita sadar kebanggaan tersebut belumlah sempurna, oleh karena itu kita mengadakan evaluasi bersama seluruh jajaran HIMA PGSD UNY Kampus Wates.
kegiatan evaluasi ini bernama up grading II.
up grading II adalah kegiatan evaluasi dan pertanggungjawaban masing-masing bidang atas proker yang telah dilaksanakan dan harapan untuk kelangsungan proker selanjutnya agar lebih baik.
up grading II diadakan pada Juni 2012 di Ruang serbaguna Rusunawa UNY Kampus Wates.
selama kegiatan berlangsung, peserta terlihat antusias dengan mengeluarkan segala keluh kesah yang mereka rasakan selama 1/2 periode ini *iiih waawww
sempat terjadi kealotan pada saat mengutarakan keluh kesah tersebut.
akhirnya kealotan ini bisa dipresto dengan campuran tepung dan air yang melumuri tubuh masng-masing peserta up grading II.
kealotan pun melunak bagaikan ayam tulang lunak dan berubah menjadi adonana mendoan hangat di bawah terik matahari.
marilah kita saksikan adonan mendoan tersebut yang diperankan oleh model-model kelas internasional ;D











semoga HIMA PGSD UNY Kampus Wates semakin berjaya!!!

Jumat, 16 November 2012

up grading 1

up grading 1 Hima PGSD UNY Kampus Wates diadakan pada tanggal 10-11 Maret 2012 di pantai Glagah. Dengan mengendarai 2 truk kami bersemangat menuju penginapan di pantai glagah. Acara berlangsung sangat seru dan mampu meningkatkan rasa kebersamaan dan kasih sayang seluruh anggota hima. Semua berbaur dalam kebahagaiaan dan terbebas dari penatnya tugas kuliah yang begitu banyak. Berikut sepotong episode yang pernah kita lewati selama mengikuti up grading.









































Aplikasi