Hay guys, monggo langsung aja di buka ini buletin online kita yang emang didesain khusus buat menghuni dunia maya. .
http://issuu.com/anchasto/docs/pikasa_edisi_2
Kritik, saran, dan partisipasi dari kawan-kawan sangat diharapkan supaya nantinya PIKASA tumbuh menjadi sosok buletin yang lebih berbobot. .
Thank you for watching :)
Dalam pelaksanaannya, media dan jaringan sering kita singkat dengan istilah Medjar. Medjar merupakan salah satu bagian dari HIMA yang mempunyai kewenangan dalam bentuk media maupun jaringan untuk melancarkan program HIMA.
Kamis, 27 Juni 2013
Jumat, 14 Juni 2013
Perlunya Pendidikan Wajib Militer untuk Indonesia
Mengapa
Indonesia perlu wajib militer? Indonesia terdiri atas ratusan ataupun ribuan
pulau yang mencakup dari Sabang sampai Merauke dan dari Pulau Rote sampai Pulau
We. Wilayah Indonesia yang sangat luas itulah diperlukan lindungan dari
berbagai belah pihak. Selama ini hanya Tentara Nasional Indonesia yang berjuang
untuk mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Padahal
mereka memiliki keterbatasan tenaga dan peralatan yang kian hari semakin uzur
dimakan usia. Itu sangatlah ironis bila dibandingkan dengan kondisi
Negara-negara tetangga seperti halnya Malaysia, Singapura dan China. Mereka telah lama menerapkan wajib militer untuk
orang-orang sipilnya.
Menurut
amanat yang tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4
disebutkan bahwa Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia. Selain itu, dalam pasal 27 UUD 1945 juga disebutkan bahwa
setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban membela negara. Sesuai dengan
amanat yang tercantum dalam kedua perundang-undangan tersebut bahwa setiap
warga negara memiliki kedudukan yang sama dalam hal bela Negara. Sehingga apabila
Negara dalam keadaan genting seperti halnya perang, setiap warga negara memiliki
kewajiban untuk membela kedaulan Negara.
Oleh
karena itu diperlukan pembekalan kepada semua warga Negara dalam hal
kemiliteran. Pendidikan wajib militer merupakan jawaban akan hal tersebut.
Indonesia akan mengadopsi sistem yang diterapkan oleh Singapura. PNS dan Sipil
akan mengikuti pelatihan wajib militer selama satu bulan. Kemudian mereka akan
dipanggil lagi setiap tahunnya untuk mengikuti pelatihan wajib militer. Seperti
yang telah diketahui wacana akan pendidikan wajib militer sedang digodok DPR-RI
melalui Rancangan Undang Undang Komponen Cadangan (Komcab). Komcab di dalamnya
memuat berbagai peraturan mengenai Pendidikan wajib militer. Bagian RUU yang
memuat wajib militer antara lain Pasal 6 Ayat 3 dan Pasal 8 Ayat 3. RUU
tersebut masih menjadi polemik berbagai pihak.
Hal
tersebut dapat dikatakan wajar, karena Indonesia menganut azas demokratis
dimana setiap warga negara memiliki kebebasan untuk berpendapat. Justru dengan
adanya polemik tersebut menandakan bahwa Indonesia semakin demokratis. Semoga dengan adanya RUU tersebut dapat
memberikan titik terang Indonesia akan siap untuk menghadapi perang yang
mungkin akan terjadi di kemudian hari.
Ade
Ayu Firdausi
PGSD/
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas
Negeri Yogyakarta
FONDASI PENDIDIKAN KARAKTER
Pepatah
Jawa mengatakan, bahwa guru itu digugu
lan ditiru yang berarti bahwa guru merupakan sosok yang menjadi panutan
bagi siswanya. Di sekolah guru adalah orang tua kedua siswa. Guru Sekolah Dasar
di ibaratkan sebagai fondasi sebuah
bangunan. Apabila fondasinya kokoh tentu
saja bangunannya akan berdiri kuat dan tidak akan goyah. Namun, sebaliknya
jika pondasinya rapuh tentu saja bangunan itu akan goyah bahkan ambruk. Guru
sangat berperan penting dalam menentukan kehidupan bangsa suatu negara. Semakin
baik kualitas guru, maka semakin baik pula kualitas bangsanya. Sebaliknya,
semakin buruk kualitas guru maka semakin buruk pula kualitas bangsanya. Begitu
besar peran guru terhadap kehidupan suatu bangsa dan negara.
Pada usia anak sekolah
dasar terjadi proses pembentukan karakter anak, pada usia itu anak cenderung
meniru tingkah laku orang-orang dan keadaan di sekitarnya. Disini peran guru
sekolah dasar sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak. Di usia
inilah karakter anak akan tumbuh dan terbentuk. Sekolah dasar merupakan lembaga
pendidikan yang memiliki beban paling berat, walaupun pada dasarnya semua
jenjang pendidikan memiliki tanggungjawab besar terhadap bangsa Indonesia,
tetapi sekolah dasarlah yang menumbuhkan karakter anak didik bangsa yang paling
dini. Jika sekolah dasar gagal menumbuhkan karakter anak ke arah yang positif,
maka hal tersebut akan menggaggu pengembangan di tingkat selanjutnya. Begitu pentingnya peranan guru sekolah dasar dalam
keberhasilan peserta didik, maka hendaknya guru mampu beradaptasi dengan
berbagai perkembangan yang ada dan meningkatkan kompetensinya, sebab guru pada
saat ini bukan saja sebagai pengajar tetapi juga sebagai pengelola proses
belajar mengajar dan pengelola karakter anak bangsa.
Dalam pembentukan
karakter seorang anak membutuhkan proses dan proses itu harus berkesinambungan,
serta membutuhkan komitmen dari seluruh komponen pendidikan untuk mendidik anak
menjadi pribadi yang berkarakter. Dalam mendidik anak usia sekolah dasar harus
penuh dengan rasa cinta dan kesabaran. Hal tersebut sangat berpengaruh bagi
pertumbuhan karakter anak tersebut. Karena apa yang kita ajarkan dan yang kita
lakukan sangat diperhatikan oleh anak tersebut dan kemudian ditiru mereka. Karena
hakikat guru itu digugu lan ditiru.
Dunia pendidikan berperan
sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi
perkembangan karakter. Bila pendidikan karakter telah mencapai keberhasilan,
tidak diragukan lagi kalau masa depan bangsa Indonesia ini akan mengalami
perubahan menuju kejayaan. Dan bila pendidikan karakter ini mengalami kegagalan
sudah pasti dampaknya akan sangat besar bagi bangsa ini, negara kita akan
semakin terjajah oleh bangsa kita sendiri.
RATIH
KURNIA SARI
PGSD Kampus Wates FIP
Universitas Negeri Yogyakarta
Indonesia Alergi Membaca dan Menulis
Sejak kecil kita telah diajarkan untuk membaca dan menulis mulai dari fiksi
maupun non fiksi. Hal ini menandakan bahwa kita dituntut agar dapat
mengembangkan diri kita kearah informasi yang luas. Tidak mengherankan bahwa
negara yang maju adalah negara yang mayoritas penduduknya memiliki hobi membaca
dan menulis disetiap waktu.
Pada dasarnya membaca merupakan jendela dunia yang membuat kita mengetahui
banyak informasi baik akademik maupun non akademik. Selain itu, membaca
memiliki kekuatan untuk meningkatkan kreatifitas sosial individu. Kenyataannya,
penduduk indonesia tidak terlalu tertarik dalam hal membaca. Hal ini dapat
dilihat bahwa penduduk Indonesia lebih suka berbicara daripada membaca.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 menunjukan bahwa minat
membaca penduduk Indonesia sekitar 23,5%. Angka tersebut telah menggambarkan
bahwa 72,5% penduduk Indonesia alergi untuk membaca. Begitu memprihatinkan lagi
ketika menggetahui waktu mereka digunakan untuk menonton TV bahkan bermain. Hal
inilah yang membuat Indonesia semakin terpuruk dan jauh tertinggal dari
pengetahuan.
Dalam menulis pun tidak jauh berbeda dengan membaca bahkan lebih parah dan
cukup memprihatinkan. Kenyataan ini dapat dilihat dari sebagian besar generasi
muda lebih menyukai menulis dijejaring sosial daripada menulis sebuah karya. Jika
dilakukan pengamatan terhadap hasil cipta sebuah karya dalam bentuk tulisan,
bangsa ini masih dikategorikan rendah. Padahal dengan menulis sebuah karya,
kita dapat mengukirkan sejarah untuk diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Coba banyangkan, seandainya tulisan tidak ada, maka kita benar-benar buta
informasi dari pemikiran-pemikiran para ahli sebelumnya.
Sesungguhnya setiap orang memiliki potensi kemampuan dalam hal membaca dan
menulis. Kabar tersebut akan menjadi kabar yang lebih baik jika setiap orang
mampu mengelolah dan berlatih untuk membuat suatu karya. Dari suatu karya itu
diharapkan dapat memberikan manfaat diberbagai bidang kehidupan dan sebagai salah
satu bentuk motivasi dalam membaca dan menulis bagi setiap orang.
Sadar atau tidak, jika fenemona alergi membaca dan menulis terus meningkat
maka dapat dibayangkan bahwa Indonesia akan semakin terbelakang dan jauh
tertinggal oleh negara-negara yang mayoritas penduduknya begitu antusias dalam
hal membaca dan menulis. Tentu kita tidak mau untuk terus tertinggal seperti
ini. Oleh karena itu diperlukan suatu penanaman dan pengembangan budaya membaca
dan menulis sejak dini.
Tidak ada kata terlambat untuk memulai perubahan. Apalagi jika perubahan
tersebut dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan eksistensi Indonesia.
Untuk itulah mulai dari sekarang, satu sama lain saling mengingatkan dalam
menumbuhkan budaya membaca dan menulis. Hal ini akan berhasil jika semua elemen masyarakat saling
berintegrasi untuk satu tujuan Indonesia maju. Tanggung
jawab itu ada di tangan kita. Karena itulah, siapa pun Anda dan dari latar belakang
apa pun, mari mulai membaca,
menulis dan berkarya demi Indonesia
tercinta.
Novia Puspita Arum
Mahasiswi PGSD FIP
Universitas Negeri Yogyakarta
Kamis, 13 Juni 2013
Kunjungan UNJA
Assalamualaikum Wr.Wb
Pengumuman...pengumuman...bagi seluruh mahasiswa PGSD UNY Kampus Wates,kita diberii kesempatan untuk menyambut kunjungan mahasiswa dari Universitas Jambi (UNJA).Kunjungan akan dilaksanakan pada hari Jumat,14 Juni 2013.Waktu dan tempat menyusul.Untuk seluruh mahasiswa mari kita sambut dengan semangat yang membara....
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jumat, 07 Juni 2013
“Strategi 3M untuk Menumbuhkan Minat Membaca Siswa SD”
oleh Tim KKN-PPL
PGSD UNY 2013 SD N 1 SEDAYU
Salah satu cara untuk
menumbuhkan minat membaca anak adalah dengan menggunakan strategi 3M (menyimak,
membaca, dan mendongeng). Strategi ini merupakan inovasi dari empat aspek
kebahasaan (menyimak, membaca, menulis, dan berbicara). Sehingga selain untuk
menumbuhkan minat baca, sekaligus meningkatkan empat aspek kebahasaan siswa.
Strategi 3M juga disertai dengan penggunaan media wayang dan rumah pintar serta
optimalisasi penggunaan perpustakaan.
Strategi ini diberi
nama sebagai strategi 3M karena merupakan singkatan dari Menyimak,
Membaca, dan Mendongeng. Pada tahap menyimak, guru menarik perhatian siswa
dengan meminta siswa menyimak dongeng yang dibawakannya menggunakan
media wayang. Kemudian dilanjutkan membaca mandiri, seluruh
siswa ditugaskan membaca buku dongeng dan menuliskan sinopsisnya pada rumah
pintar. Tahap terakhir yaitu mendongeng, siswa bertugas sebagai
pendongeng sesuai dengan sinopsis yang ia tulis.
Wayang digunakan
sebagai tokoh untuk mendongeng. Sedangkan rumah pintar adalah media yang
digunakan untuk meletakkan sinopsis yang dibuat oleh siswa. Contoh bentuk
wayang dan rumah pintar terdapat dalam lampiran foto.
Dengan strategi 3M
ini, diharapkan minat membaca siswa semakin bertambah. Minat membaca yang
tinggi, akan mendorong siswa menambah pengetahuannya. Selain itu dengan
penggunaan media wayang dan rumah pintar dapat mengoptimalisasi penggunaan
perpustakaan sekolah. Siswa juga akan berlatih ketrampilan menulis dan
ketrampilan bercerita.
Langganan:
Postingan (Atom)